Sampel Adalah: Syarat, Contoh dan Cara Menentukan Besar Sampel

Sampel Adalah Bagian Kecil dari Populasi

Pada artikel ini, kita akan membahas apa itu sampel?, Apa syarat-syarat sampel yang baik?, Bagaimana cara menentukan jumlah sampel?, serta contoh sampel penelitian. Jadi simak artikel ini sampai habis ya, agar Anda makin pintar metodologi penelitian :)

Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Menurut Sugiyono 2007, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Idealnya agar hasil penelitiannya lebih dapat dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena suatu hal, peneliti tidak dapat meneliti keseluruhan elemen yang ada, maka yang dapat dilakukan adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen yang ada, yaitu dengan mengambil sampel.

Karena hasil kesimpulan yang diteliti dari sampel akan diberlakukan untuk populasi, maka sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel. 

Alasan Mengapa Menggunakan Sampel?

  1. Populasi yang banyak, sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti.
  2. Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia.
  3. Terkadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi.
  4. Apabila elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal. Contohnya, meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk.

Syarat – Syarat Sampel yang Baik

Bagaimana sampel dikatakan baik? sampel yang baik adalah sampel yang dapat mengambarkan sebanyak mungkin karakteristik dari populasi. Dalam Bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid. Valid disini maksudnya dapat mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah masyarakat Betawi, sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Bekasi saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (orang Betawi).

Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan:

1. Akurasi dan Ketepatan

Akurasi yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain, semakin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, semakin akurat sampel tersebut. 

2. Presisi

Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Sebagai contoh, dari 400 operator produksi, diambil sampel 70 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang menghasilkan 70 potong produk X. namun berdasarkan laporan harian, operator produksi dapat menghasilkan produk X per harinya rata-rata 78 unit.

Artinya diantara laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8 unit. Makin kecil tingkat perbedaan diantara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut. 

Cara Menentukan Jumlah Sampel Penelitian (Rumus Sampel)

Semakin banyak sampel yang diambil, semakin besar kemungkinan sampel itu mewakili populasinya, sehingga pendugaan populasi dengan sampel semakin tepat. Tetapi semakin besar jumlah sampel, semakin tidak efisien, baik waktu, biaya dan tenaga. Oleh karena itu berapa jumlah sampel yang baik, yang dapat menduga populasi dengan tepat? Berikut ini beberapa cara untuk menentukan besarnya sampel dari beberapa ahli:

Rumus Sampel Slovin

Berikut ini Rumus Slovin

Penentuan jumlah sampel rumus Slovin

Dimana; 

        N = Populasi
n = jumlah sampel
e = toleransi tingkat kesalahan. 

Contoh kasus: kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada karyawan PT A. Di dalam PT tersebut terdapat 130 karyawan. Dengan tingkat pengambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel minimal yang harus diambil?

Jawab: 

n = 130/1+130(0,05)^2 = 98,11 ~ 99 sampel

Menentukan Ukuran Sampel menurut Krejcie

Menurut Sugiyono (2003: 62), dalam menentukan besarnya sampel yaitu dengan menggunakan tabel Krejcie. Krejcie dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi.

Berikut ini tabel krejcie:

Tabel Krecjie
Tabel Krecjie dengan tinkat kesalahan 5%

Anda dapat mendownload tabel krejcie >> Download Tabel Krejcie <<

Contoh kasus:

Bila seseorang ingin melakukan penelitian pada sebuah sekolah dengan jumlah siswa 500 orang, dan penelitian tersebut menetapkan taraf kesalahan 5%. Berapa jumlah sampel yang digunakan?

Jawab: Cara mencarinya yaitu lihat di baris dengan populasi 500, maka diperoleh 217. (seperti ilustrasi gambar di atas)

Baca juga: Teknik Sampling dalam Penelitian

Menentukan ukuran sampel menurut Roscoe

  • Ukuran sampel di antara 30 sampai dengan 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
  • Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (laki-laki/perempuan, SD/SMP/SMA, dsb), ukuran sampel minimum adalah 30 untuk setiap kategori
  • Pada penelitian banyak variabel (multivariate), ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel  yang akan dianalisis.
  • Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, ukuran sampel yang baik antara 10 sampai dengan 20. 


Demikian artikel yang berjudul Sampel Adalah: Syarat, Contoh dan Cara Menentukan Besar Sampel. Semoga artikel ini bermanfaat ya, terima kasih telah berkunjung di faqirilmu.com


Referensi:

Ngatno. 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian Bisnis. Semarang: CV. Indoprinting 

rumus pengambilan sampel

penentuan jumlah sampel

cara menghitung sampel 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Scale, Nominal dan Ordinal pada Measure di SPSS

Cara Membaca nilai R Tabel dan Download R Tabel (Tabel R)

Cara Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS

Analisis Crosstab dengan SPSS [Uji Chi-Square dan Correlation]

Pengertian Uji T dan Uji F serta Cara Analisis dengan SPSS