Cara Menemukan Masalah Penelitian dengan Mudah

Cara Menemukan Masalah Penelitian

Memilih masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam penelitian, karena pada hakekatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Memilih masalah merupakan hal yang tidak mudah karena tidak adanya panduan yang baku. Walaupun demikian, dengan terus latihan dan kepekaan ilmiah, pemilihan masalah yang tepat dapat dilakukan. 

Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya, kegiatan berikutnya adalah menemukan permasalahan (problem finding). Permasalan yang ditemukan, selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan (problem statement). 

Sumber Rumusan Permasalahan Penelitian

Untuk menemukan permasalahan biasanya dapat dilakukan dengan survei ke perpustakaan atau dengan mempelajari artikel jurnal hasil-hasil penelitian sebelumnya. Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah, sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari jurnal ilmiah bidang yang diteliti. 

Kegiatan penemuan permasalahan, akan menjadi bahan utama deskripsi “latar belakang permasalahan” dalam usulan penelitian. Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan, antara kenyataan dengan harapan atau ide. Identifikasi permasalahan sebagai perwujudan “ketiadaan, kelangkaan, ketimpangan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan semacamnya” (Sutrisno Hadi, 1986). 

Penemuan permasalahan dapat dilakukan secara “formal” maupun “informal” (Buckley et. al, 1976). Cara formal menggunakan prosedur yang mengikuti metodologi tertentu, sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak “rutin”. Penemuan permasalahan dengan cara formal lebih baik kualitasnya dibandingkan cara informal. 

A. Cara Formal dalam Menemukan Permasalahan

1. Rekomendasi Suatu Riset

Biasanya suatu laporan penelitian yang baik, pada bagian terakhir memuat kesimpulan dan saran. Saran (rekomendasi) umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan. Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan.

2. Analogi

Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain atau objek lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti. Dalam analogi ini, dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting. 

3. Renovasi

Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori. Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori.

4. Dialektik 

Dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan. Dengan cara dialektik, peneliti dapat mengusulkan untuk dapat menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan atau sangahan terhadap teori yang sudah ada.

5. Ekstrapolasi 

Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi. 

6. Morfologi 

Morfologi merupakan suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau kompleks.

7. Dekomposisi

Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian) suatu permasalahan ke dalam komponen-komponennya. 

8. Agregasi 

Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi. Dengan cara agregasi, peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalahan yang lebih rumit, kompleks.

B. Cara Informal dalam Menemukan Permasalahan

1. Konjektur (naluriah)

Seringkali permasalahan dapat ditemukan tanpa dasar-dasar yang jelas. Bila kemudian, dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat diteruskan secara ilmiah. Naluri merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan (Buckley, et.al, 1976).

2. Fenomenologi

Permasalahan yang baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena (kejadian, perkembangan) yang dapat diamati. 

3. Konsensus

Konsesus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan. Contoh, terdapat consensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia, tetapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi. 

4. Pengalaman

Pengalaman tentang suatu kegagalan akan mendorong dicetuskannya permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut. Pengalaman tentang suatu keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab terjadinya keberhasilan. 

Beberapa cara dalam menemukan masalah penelitian
Cara dalam Menemukan Masalah Penelitian

Menemukan Masalah dalam Menyusun Skripsi

Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan dikaji? Berikut beberapa panduan pokok yang akan mempermudah kita menemukan masalah dalam menyusun skripsi:

  1. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variabel atau lebih.
  2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda.
  3. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji. 
  4. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika.

Strategi Menentukan Masalah Penelitian

Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik yaitu dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. Permasalahan yang telah ditemukan perlu dicek apakah permasalahan tersebut penting untuk diteliti (researchable). Pengecekan ini dapat didasarkan pada tiga hal: (1) faedah, (2) lingkup, dan (3) kedalaman.

1. Faedah

Pengecekan terhadap faedah dari penelitian pada suatu permasalahan dikaitkan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan atau penerapan pada prakteknya. Ditanyakan: apakah penelitian atas permasalahan tersebut akan berfaedah untuk ilmu pengetahuan? Misal jawaban: dapat merevisi, memperluas, atau memperdalam pengetahuan yang ada.

2. Lingkup

Peneliti yang belum berpengalaman sering mengusulkan permasalahan yang lingkupnya terlalu luas, sehingga memerlukan waktu penelitian yang lama dan dana yang besar. Lingkup penelitian biasanya cukup sempit, tetapi diteliti secara mendalam.

3. Kedalaman

Penelitian tidak hanya mengumpulkan data, menyusunnya dan memprosesnya untuk memperoleh hasil, tetapi diperlukan juga adanya interpretasi (pembahasan) atas hasil. Penelitian perlu dapat menjawab apa “arti” semua fakta yang terkumpul.

Baca Juga: Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

Petimbangan dalam Memilih Masalah Penelitian

Selain ketiga hal untuk mengecek apakah permasalahan perlu diteliti, maka ada beberapa pertimbangan khusus dalam memilih masalah yang akan diteliti. Berikut pertimbangan khusus dalam memilih masalah penelitian:

a. Dapat Dilaksanakan

Ketika memilih suatu masalah, maka pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bermanfaat untuk mengecek apakah kita dapat atau tidak melakukan penelitian dengan masalah yang kita tentukan:

1) Apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita?

2) Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan penelitian dengan persoalan tersebut?

3) Apakah kita akan mendapatkan akses untuk memperoleh sampel yang akan kita gunakan sebagai responden?

4) Apakah kita mempunyai alasan khusus, sehingga kita percaya akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan?

5) Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai?

b. Jangkauan Penelitian

Untuk mengetahui jangkauan penelitian yang akan diajukan, terdapat beberapa pertanyaan untuk memeriksanya yaitu:

1) Apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti?

2) Apakah jumlah variabelnya sudah cukup?

3) Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan secara tertulis?

c. Keterkaitan

Keterkaitan merupakan hubungan suatu permasalahan dengan ketertarikan, latarbelakang pengetahuan dan nilai tambah dari peneliti, sehingga perlu dilakukan penelitian. 

d. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis ini dapat di cek dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah masalah yang akan diteliti akan mengurangi adanya kesenjangan teori yang ada?

2) Apakah pihak-pihak lain, seperti pembaca atau pemberi dana akan mengakui kepentingan studi ini?

3) Apakah hasil penelitiannya nanti akan memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang akan kita pelajari?

4) Apakah hasil penelitiannya layak dipublikasikan?

e. Manfaat Praktis

Apakah hasil penelitiannya nantinya ada nilai-nilai praktis bagi para praktisi di bidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti?


Demikian artikel yang berjudul Cara Menemukan Masalah Penelitian dengan Mudah, semoga artikel ini menambah wawasan ya. Terima kasih sudah membaca sampai sini. 


Referensi:

Ngatno. 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian Bisnis. Semarang: CV. Indoprinting.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Scale, Nominal dan Ordinal pada Measure di SPSS

Cara Membaca nilai R Tabel dan Download R Tabel (Tabel R)

Cara Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS

Analisis Crosstab dengan SPSS [Uji Chi-Square dan Correlation]

Pengertian Uji T dan Uji F serta Cara Analisis dengan SPSS